modul 3
Rangkaian Kontrol dan Monitoring Kolam Ikan Lele
Budidaya ikan lele memainkan peran penting dalam ketahanan pangan, dan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitasnya, penggunaan sistem kontrol kolam ikan lele menjadi krusial. Melibatkan sensor suhu, oksigen terlarut, pH, dan faktor lingkungan lainnya, sistem ini memungkinkan pemantauan real-time yang akurat untuk mengoptimalkan kondisi lingkungan bagi pertumbuhan dan kesehatan ikan lele. Dengan integrasi teknologi sensor terkini, para petani dapat merespons cepat terhadap perubahan kondisi kolam, mencegah potensi penyakit, dan meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya, yang pada akhirnya berkontribusi pada keberlanjutan budidaya ikan lele.
TUJUAN [KEMBALI]- Memenuhi tugas Mikrroprosesor dan Mikrokontroler
- Menjelaskan prinsip kerja Sensor PH,NTC, dan water level sensor
- Mensimulasikan rangkaian Sensor PH,NTC, dan water level sensor
- Type: Rotary a.k.a Radio POT
- Available in different resistance values like 500Ω, 1K, 2K, 5K, 10K, 22K, 47K, 50K, 100K, 220K, 470K, 500K, 1 M.
- Power Rating: 0.3W
- Maximum Input Voltage: 200Vdc
- Rotational Life: 2000K cycles
- Standard 130 Type DC motor
- Operating Voltage: 4.5V to 9V
- Recommended/Rated Voltage: 6V
- Current at No load: 70mA (max)
- No-load Speed: 9000 rpm
- Loaded current: 250mA (approx)
- Rated Load: 10g*cm
- Motor Size: 27.5mm x 20mm x 15mm
- Weight: 17 grams
Spesifikasi :
- Superior weather resistance
- 5mm Round Standard Directivity
- UV Resistant Eproxy
- Forward Current (IF): 30mA
- Forward Voltage (VF): 1.8V to 2.4V
- Reverse Voltage: 5V
- Operating Temperature: -30℃ to +85℃
- Storage Temperature: -40℃ to +100℃
- Luminous Intensity: 20mcd
1. Arduino
Kontruksi
Arduino adalah platform perangkat keras (hardware) yang dirancang untuk memudahkan pengembangan dan prototyping proyek-proyek elektronik. Ini terdiri dari papan sirkuit cetak berukuran kecil yang dilengkapi dengan mikrokontroler dan sejumlah pin input/output yang dapat digunakan untuk menghubungkan sensor, aktuator, dan komponen elektronik lainnya.
Mikrokontroler pada papan Arduino adalah otak utama yang mengontrol berbagai komponen yang terhubung dengannya. Papan Arduino biasanya dilengkapi dengan berbagai macam varian mikrokontroler dari berbagai produsen, seperti ATmega yang diproduksi oleh Microchip Technology. Meskipun demikian, Arduino lebih sering dikaitkan dengan platform open-source yang dikelola oleh Arduino.cc.
Arduino memiliki beberapa komponen utama yang membentuk papan sirkuit mikrokontroler. Berikut adalah penjelasan tentang komponen-komponen utama Arduino:
- Mikrokontroler: Ini adalah otak utama dari Arduino yang melakukan semua operasi pengolahan data dan kontrol. Arduino menggunakan mikrokontroler sebagai pusat kendali, yang berfungsi untuk membaca input, menjalankan kode program, dan mengontrol output. Beberapa varian Arduino menggunakan mikrokontroler dari berbagai produsen, seperti ATmega yang diproduksi oleh Microchip Technology.
- Pin I/O: Arduino memiliki sejumlah pin input/output (I/O) yang digunakan untuk menghubungkan sensor, aktuator, dan komponen lainnya. Pin ini bisa berfungsi sebagai input untuk membaca data dari sensor atau output untuk mengontrol aktuator. Ada pin digital dan pin analog. Pin digital dapat berupa input atau output dengan nilai logika 0 (LOW) atau 1 (HIGH), sementara pin analog digunakan untuk membaca nilai analog seperti sensor suhu atau cahaya.
- Papan Sirkuit: Papan Arduino adalah substrat fisik tempat semua komponen terhubung. Papan ini biasanya terbuat dari bahan tahan lama dan dilengkapi dengan jalur tembaga yang menghubungkan komponen-komponen elektronik.
- Konektor USB: Banyak varian Arduino dilengkapi dengan konektor USB. Ini memungkinkan Anda untuk menghubungkan papan Arduino ke komputer, sehingga Anda dapat mengunggah kode program ke mikrokontroler dan berkomunikasi dengan papan melalui koneksi serial.
- Catu Daya: Arduino memerlukan catu daya untuk beroperasi. Ini bisa berasal dari komputer melalui kabel USB atau dari sumber daya eksternal seperti baterai atau adaptor listrik. Beberapa papan Arduino memiliki regulator tegangan yang memungkinkan papan menerima berbagai tingkat tegangan masukan.
- Konektor Listrik: Arduino umumnya memiliki pin header atau konektor yang memungkinkan Anda untuk menghubungkan kabel atau kawat ke pin I/O. Ini memudahkan Anda dalam menghubungkan sensor, aktuator, dan komponen lainnya ke papan Arduino.
- Kristal Osilator: Kristal osilator digunakan untuk menghasilkan sinyal osilasi yang diperlukan oleh mikrokontroler untuk menjalankan perhitungan waktu dan operasi lainnya.
- Tombol Reset: Tombol reset memungkinkan Anda untuk mengulang proses booting papan Arduino atau menghentikan eksekusi program yang sedang berjalan.
- Indikator LED: Beberapa varian Arduino memiliki indikator LED yang terhubung ke pin tertentu. LED ini dapat diatur dalam kode program untuk memberi tahu status atau kondisi papan, seperti aktif atau dalam mode tidur.
Semua komponen ini bekerja bersama-sama untuk menciptakan platform Arduino yang kuat dan serbaguna untuk mengembangkan berbagai proyek elektronik dan pemrograman.
2. Sensor PH
- VCC (Voltage Common Collector): Ini adalah pin yang menyediakan daya untuk sensor pH. Biasanya dihubungkan dengan sumber tegangan yang sesuai, seperti 5V pada mikrokontroler atau perangkat lainnya.
- GND (Ground): Pin ini merupakan ground atau tanah, dan harus dihubungkan dengan ground pada sistem atau mikrokontroler.
- OUT atau SIGNAL: Ini adalah pin keluaran yang memberikan sinyal atau tegangan analog atau digital yang berkaitan dengan nilai pH yang diukur. Keluaran ini akan dihubungkan ke pin input pada mikrokontroler atau perangkat pemantauan.
- Reference (REF): Beberapa sensor pH mungkin memiliki pin referensi yang digunakan untuk menetapkan nilai referensi untuk pengukuran pH. Ini membantu dalam kalibrasi sensor.
- Temperature (Temp): Beberapa sensor pH dilengkapi dengan sensor suhu terintegrasi, dan pin ini digunakan untuk menghubungkan sensor suhu dengan sistem untuk mengkompensasi pengukuran pH berdasarkan suhu air.
- Sensor pH beroperasi berdasarkan prinsip elektrokimia, dimana elektroda pH responsif terhadap ion hidrogen (H+) dalam larutan. Elektroda pH menghasilkan perubahan potensial elektrokimia yang terkait dengan konsentrasi ion hidrogen dalam larutan. Referensi elektroda membantu memberikan nilai referensi yang stabil selama pengukuran. Perubahan potensial antara elektroda pH dan referensi dicatat sebagai hasil pengukuran, yang kemudian dikonversi menjadi nilai pH yang dapat dibaca. Beberapa sensor pH juga dilengkapi dengan sensor suhu untuk mengkompensasi efek suhu pada pengukuran pH. Kompensasi suhu penting karena pH larutan dapat berubah seiring dengan perubahan suhu. Hasil pengukuran perlu dikalibrasi menggunakan larutan buffer pH yang diketahui secara berkala untuk memastikan akurasi sensor. Oleh karena itu, prinsip kerja sensor pH mencakup interaksi elektrokimia, kompensasi suhu, dan konversi sinyal untuk memberikan pemahaman yang akurat terkait tingkat keasaman atau kebasaan suatu larutan. Gambar grafik respon sensor untuk sensor PH
- VCC atau VDD (Voltage Common Collector atau Voltage Direct Drive): Ini adalah pin yang menyediakan daya untuk sensor. Biasanya, dihubungkan dengan sumber daya positif seperti 5V pada mikrokontroler atau modul pembaca sensor.
- GND (Ground): Ini adalah pin ground atau tanah, yang dihubungkan dengan ground pada sistem atau mikrokontroler.
- OUT atau SIGNAL: Ini adalah pin keluaran yang memberikan sinyal yang berubah tergantung pada tingkat ketinggian air. Sinyal ini dapat berupa sinyal analog atau digital dan dihubungkan ke pin input pada mikrokontroler atau perangkat pemantauan.
- Referensi (REF): Beberapa water level sensors memiliki pin referensi yang digunakan untuk menetapkan nilai referensi tertentu, terutama jika sensor mendukung pengaturan ambang batas tertentu.
- Temperature (Temp): Beberapa sensor juga dilengkapi dengan sensor suhu terintegrasi, dan pin ini digunakan untuk menghubungkan sensor suhu ke sistem untuk mengkompensasi efek suhu pada pengukuran tingkat air.
- grafik respon water level sensor
3. LCD
Ada besi atau yang disebut dengan nama inti besi dililit oleh sebuah kumparan yang berfungsi sebagai pengendali. Sehingga kumparan kumparan yang diberikan arus listrik maka akan menghasilkan gaya elektromagnet. Gaya tersebut selanjutnya akan menarik angker untuk pindah dari biasanya tutup ke buka normal. Dengan demikian saklar menjadi pada posisi baru yang biasanya terbuka yang dapat menghantarkan arus listrik. Ketika armature sudah tidak dialiri arus listrik lagi maka ia akan kembali pada posisi awal, yaitu normal close. Fitur: 1. Tegangan pemicu (tegangan kumparan) 5V 2. Arus pemicu 70mA 3. Beban maksimum AC 10A @ 250 / 125V 4. Maksimum baban DC 10A @ 30 / 28V 5. Switching maksimum
1.VCC (Pin 8): Menyediakan daya untuk IC. Biasanya terhubung ke sumber daya positif, seringkali 5V. 2.GND (Pin 4): Ground atau koneksi ke tanah, yang terhubung ke sumber daya negatif. 3.SQW/OUT (Pin 7): Keluaran gelombang persegi atau Square Wave Output. Pin ini dapat dihubungkan ke mikrokontroler atau perangkat lain untuk sinkronisasi waktu atau pembangkit sinyal jam. 4.SCL (Pin 6): Serial Clock Line. Terhubung ke pin SCL pada bus I2C dan digunakan untuk sinkronisasi pengiriman data. 5.SDA (Pin 5): Serial Data Line. Terhubung ke pin SDA pada bus I2C dan digunakan untuk mentransfer data antara DS1307 dan perangkat lain. 6.X1 (Pin 1) dan X2 (Pin 2): Konektor kristal. Dihubungkan dengan kristal eksternal untuk membentuk osilator yang diperlukan untuk mengukur waktu dengan akurat. 7.BAT (Pin 3): Baterai cadangan. Digunakan untuk memberikan daya cadangan ke RTC sehingga waktu dapat tetap terjaga bahkan saat daya utama terputus. Umumnya dihubungkan dengan baterai lithium.
LED merupakan singkatan dari Light Emitting Diode, merupakan salah satu perangkat semikonduktor yang mengeluarkan cahaya ketika arus listrik melewatinya, dan digunakan sebagai indikator keluaran (output). Tegangan LED menurut warna yang dihasilkan:
- Pin Sensitive (Atau Resistance Pin): Pin ini terhubung ke elemen resistif atau bahan semikonduktor NTC yang merespons terhadap perubahan suhu.
- Common Pin (Ground Pin atau Reference Pin): Pin ini adalah ground atau referensi untuk sirkuit. Dalam banyak kasus, pin ini terhubung ke ujung tetap dari elemen resistif NTC.
- Download library yang diperlukan pada bagian download dalam blog.
- Buka proteus yang sudah diinstal untuk membuat rangkaian.
- Tambahkan komponen seperti Arduino, sensor, dan perangkat lainnya lalu susun menjadi rangkaian.
- Buka Arduino IDE yang sudah diinstal.
- Di Arduino IDE, pergi ke menu "File" > "Preferences".Pastikan opsi
- "Show verbose during compile" dicentang untuk mendapatkan informasi detail saat kompilasi.
- Salin kode program Arduino pada blog kemudian tempelkan program tadi ke Arduino IDE.
- Kompilasikan kode dengan menekan tombol "Verify" di Arduino IDE.
- Cari dan salin path file HEX yang dihasilkan selama proses kompilasi.
- Kembali ke Proteus dan pilih Arduino yang telah Anda tambahkan di rangkaian.
- Buka opsi "Program File" dan tempelkan path HEX yang telah Anda salin dari Arduino IDE.
- Jalankan simulasi di Proteus.
video simulasi rangkaian
- video teori lcd
- video teori waterlevel sensor
- video teori arduino
- video teori PH sensor
- video teori sensor NTC
Download File [KEMBALI]
Download HMTL klik disini
Download listing program klik disini
Download video simulasi rangkaian klik disini
- Download Library
- Download datasheet
Komentar
Posting Komentar