modul 2
Rangkaian Kontroll dan Monitoring Inkubator telur ayam ras
Inkubator telur ayam ras merupakan teknologi inovatif yang telah memberikan kontribusi besar dalam meningkatkan efisiensi dan produktivitas dalam industri peternakan. Dengan menggunakan inkubator, proses penetasan telur ayam dapat dikendalikan secara optimal, memastikan kondisi lingkungan yang ideal untuk perkembangan embrio. Keunggulan teknologi ini tidak hanya terletak pada peningkatan tingkat kelangsungan hidup telur, tetapi juga pada kemampuannya untuk menghasilkan bibit ayam berkualitas tinggi. Melalui kontrol suhu, kelembaban, dan ventilasi yang cermat, inkubator telur ayam ras membuka peluang bagi peternak untuk meningkatkan produksi dan kualitas ayam, sehingga memberikan dampak positif dalam mendukung ketahanan pangan.
TUJUAN [KEMBALI]- Memenuhi tugas Mikrroprosesor dan Mikrokontroler
- Menjelaskan prinsip kerja LDR,NTC, dan Sound Sensor
- Mensimulasikan rangkaian LDR,NTC, dan Sound Sensor
- Supply : 3.3 V – 5 V (arduino available)
- Output Type: Digital Output (0 and 1)
- Inverse output
- Include IC LM393 voltage comparator
- Sensitivitasnya dapat diatur
- Dimensi PCB size: 3.2 cm x 1.4 cm
3. LCD
Spesifikasi :
- Type: Rotary a.k.a Radio POT
- Available in different resistance values like 500Ω, 1K, 2K, 5K, 10K, 22K, 47K, 50K, 100K, 220K, 470K, 500K, 1 M.
- Power Rating: 0.3W
- Maximum Input Voltage: 200Vdc
- Rotational Life: 2000K cycles
- Standard 130 Type DC motor
- Operating Voltage: 4.5V to 9V
- Recommended/Rated Voltage: 6V
- Current at No load: 70mA (max)
- No-load Speed: 9000 rpm
- Loaded current: 250mA (approx)
- Rated Load: 10g*cm
- Motor Size: 27.5mm x 20mm x 15mm
- Weight: 17 grams
1. Arduino
Kontruksi
Arduino adalah platform perangkat keras (hardware) yang dirancang untuk memudahkan pengembangan dan prototyping proyek-proyek elektronik. Ini terdiri dari papan sirkuit cetak berukuran kecil yang dilengkapi dengan mikrokontroler dan sejumlah pin input/output yang dapat digunakan untuk menghubungkan sensor, aktuator, dan komponen elektronik lainnya.
Mikrokontroler pada papan Arduino adalah otak utama yang mengontrol berbagai komponen yang terhubung dengannya. Papan Arduino biasanya dilengkapi dengan berbagai macam varian mikrokontroler dari berbagai produsen, seperti ATmega yang diproduksi oleh Microchip Technology. Meskipun demikian, Arduino lebih sering dikaitkan dengan platform open-source yang dikelola oleh Arduino.cc.
Arduino memiliki beberapa komponen utama yang membentuk papan sirkuit mikrokontroler. Berikut adalah penjelasan tentang komponen-komponen utama Arduino:
- Mikrokontroler: Ini adalah otak utama dari Arduino yang melakukan semua operasi pengolahan data dan kontrol. Arduino menggunakan mikrokontroler sebagai pusat kendali, yang berfungsi untuk membaca input, menjalankan kode program, dan mengontrol output. Beberapa varian Arduino menggunakan mikrokontroler dari berbagai produsen, seperti ATmega yang diproduksi oleh Microchip Technology.
- Pin I/O: Arduino memiliki sejumlah pin input/output (I/O) yang digunakan untuk menghubungkan sensor, aktuator, dan komponen lainnya. Pin ini bisa berfungsi sebagai input untuk membaca data dari sensor atau output untuk mengontrol aktuator. Ada pin digital dan pin analog. Pin digital dapat berupa input atau output dengan nilai logika 0 (LOW) atau 1 (HIGH), sementara pin analog digunakan untuk membaca nilai analog seperti sensor suhu atau cahaya.
- Papan Sirkuit: Papan Arduino adalah substrat fisik tempat semua komponen terhubung. Papan ini biasanya terbuat dari bahan tahan lama dan dilengkapi dengan jalur tembaga yang menghubungkan komponen-komponen elektronik.
- Konektor USB: Banyak varian Arduino dilengkapi dengan konektor USB. Ini memungkinkan Anda untuk menghubungkan papan Arduino ke komputer, sehingga Anda dapat mengunggah kode program ke mikrokontroler dan berkomunikasi dengan papan melalui koneksi serial.
- Catu Daya: Arduino memerlukan catu daya untuk beroperasi. Ini bisa berasal dari komputer melalui kabel USB atau dari sumber daya eksternal seperti baterai atau adaptor listrik. Beberapa papan Arduino memiliki regulator tegangan yang memungkinkan papan menerima berbagai tingkat tegangan masukan.
- Konektor Listrik: Arduino umumnya memiliki pin header atau konektor yang memungkinkan Anda untuk menghubungkan kabel atau kawat ke pin I/O. Ini memudahkan Anda dalam menghubungkan sensor, aktuator, dan komponen lainnya ke papan Arduino.
- Kristal Osilator: Kristal osilator digunakan untuk menghasilkan sinyal osilasi yang diperlukan oleh mikrokontroler untuk menjalankan perhitungan waktu dan operasi lainnya.
- Tombol Reset: Tombol reset memungkinkan Anda untuk mengulang proses booting papan Arduino atau menghentikan eksekusi program yang sedang berjalan.
- Indikator LED: Beberapa varian Arduino memiliki indikator LED yang terhubung ke pin tertentu. LED ini dapat diatur dalam kode program untuk memberi tahu status atau kondisi papan, seperti aktif atau dalam mode tidur.
Semua komponen ini bekerja bersama-sama untuk menciptakan platform Arduino yang kuat dan serbaguna untuk mengembangkan berbagai proyek elektronik dan pemrograman.
2. Sensor LDR
- Kaki Resistor: Salah satu kaki LDR terhubung ke elemen resistor variabel yang merespon terhadap intensitas cahaya.
- Kaki Tetap (Common): Kaki lainnya terhubung ke ujung tetap dari elemen resistor. Kaki ini sering dihubungkan ke referensi atau tanah (ground) dalam sirkuit.
- Sensor LDR, atau Light Dependent Resistor, beroperasi berdasarkan prinsip perubahan resistansi material semikonduktor di dalamnya sebagai tanggapan terhadap perubahan intensitas cahaya yang diterimanya. Umumnya terbuat dari sulfida kadmium (CdS), LDR memiliki sifat semikonduktor yang memungkinkan arus listrik melalui material tersebut. Ketika cahaya jatuh pada LDR, foton dalam cahaya merangsang perubahan pada struktur elektron di dalam semikonduktor, menghasilkan perubahan resistansi. Resistansi LDR akan berkurang seiring dengan peningkatan intensitas cahaya, memungkinkan arus listrik yang lebih besar mengalir melalui sensor. Sebaliknya, dalam kondisi cahaya yang rendah, resistansi meningkat, mengurangi arus yang mengalir. Output dari sensor ini, yang mencerminkan perubahan resistansi, dapat diukur atau digunakan dalam rangkaian elektronik untuk mengontrol atau memonitor berbagai aplikasi, seperti sistem pencahayaan otomatis atau kontrol paparan kamera. Prinsip kerja ini menjadikan LDR sebagai pilihan yang populer untuk mendeteksi dan merespons tingkat cahaya dalam berbagai situasi. Gambar grafik respon sensor untuk sensor LDR
1. VCC (Voltage Common Collector):
Merupakan pin untuk memberikan tegangan pasokan (supply voltage) ke sensor.
- 2. GND (Ground): Merupakan pin tanah atau ground yang terhubung ke terminal ground pada sumber tegangan dan mikrokontroler.
- grafik sound sensor
3. LCD
- Pin Sensitive (Atau Resistance Pin): Pin ini terhubung ke elemen resistif atau bahan semikonduktor NTC yang merespons terhadap perubahan suhu.
- Common Pin (Ground Pin atau Reference Pin): Pin ini adalah ground atau referensi untuk sirkuit. Dalam banyak kasus, pin ini terhubung ke ujung tetap dari elemen resistif NTC.
Ada besi atau yang disebut dengan nama inti besi dililit oleh sebuah kumparan yang berfungsi sebagai pengendali. Sehingga kumparan kumparan yang diberikan arus listrik maka akan menghasilkan gaya elektromagnet. Gaya tersebut selanjutnya akan menarik angker untuk pindah dari biasanya tutup ke buka normal. Dengan demikian saklar menjadi pada posisi baru yang biasanya terbuka yang dapat menghantarkan arus listrik. Ketika armature sudah tidak dialiri arus listrik lagi maka ia akan kembali pada posisi awal, yaitu normal close. Fitur: 1. Tegangan pemicu (tegangan kumparan) 5V 2. Arus pemicu 70mA 3. Beban maksimum AC 10A @ 250 / 125V 4. Maksimum baban DC 10A @ 30 / 28V 5. Switching maksimum
Prinsip kerja buzzer didasarkan pada konsep merespons arus listrik untuk menghasilkan getaran mekanis atau deformasi pada elemen piezoelektrik atau membran elektromekanis. Pada buzzer piezoelektrik, tegangan bolak-balik diterapkan pada elemen piezoelektrik, menciptakan deformasi yang menyebabkan getaran mekanis. Sedangkan pada buzzer elektromekanis, arus listrik mengalir melalui kumparan yang menciptakan medan magnet, menyebabkan getaran pada piringan atau membran di dalamnya. Getaran tersebut menghasilkan gelombang suara yang terdengar sebagai bunyi atau nada khas buzzer. Buzzer digunakan secara luas dalam berbagai aplikasi sebagai peringatan, sinyal, atau alarm, serta dapat diintegrasikan dengan sistem elektronik untuk memberikan informasi audio yang dibutuhkan.
Prinsip kerja baterai didasarkan pada konsep reaksi kimia yang menghasilkan aliran elektron, yang dapat digunakan untuk menyediakan daya listrik. Baterai terdiri dari dua elektroda (anoda dan katoda) yang terendam dalam larutan elektrolit atau terpisah oleh separator elektrolit. Ketika baterai disambungkan ke suatu rangkaian, reaksi kimia terjadi di antara elektroda-anoda dan elektroda-katoda, menghasilkan elektron dan ion. Elektron mengalir melalui rangkaian eksternal, memberikan arus listrik yang dapat digunakan untuk menyuplai daya pada perangkat. Ion di dalam elektrolit bergerak melalui separator untuk menjaga keseimbangan muatan, menyempurnakan reaksi kimia. Reaksi kimia ini berlangsung selama baterai memiliki kapasitas dan masih memiliki bahan kimia yang dapat bereaksi.
- Download library yang diperlukan pada bagian download dalam blog.
- Buka proteus yang sudah diinstal untuk membuat rangkaian.
- Tambahkan komponen seperti Arduino, sensor, dan perangkat lainnya lalu susun menjadi rangkaian.
- Buka Arduino IDE yang sudah diinstal.
- Di Arduino IDE, pergi ke menu "File" > "Preferences".Pastikan opsi
- "Show verbose during compile" dicentang untuk mendapatkan informasi detail saat kompilasi.
- Salin kode program Arduino pada blog kemudian tempelkan program tadi ke Arduino IDE.
- Kompilasikan kode dengan menekan tombol "Verify" di Arduino IDE.
- Cari dan salin path file HEX yang dihasilkan selama proses kompilasi.
- Kembali ke Proteus dan pilih Arduino yang telah Anda tambahkan di rangkaian.
- Buka opsi "Program File" dan tempelkan path HEX yang telah Anda salin dari Arduino IDE.
- Jalankan simulasi di Proteus.
- Rangkaian ini bekerja dengan mendeteksi suara ketika anak ayam menetas. Ketika anak ayam menetas maka anak ayam pada umumnya akan mengeluarkan suara. Saat anak ayam mengeluarkan suara saat ayam menetas maka menyebabkan sensor suara akan aktif. ketika sound sensor mendeteksi suara anak ayam tadi maka menyebabkan buzzer berbunyi, buzzer sendiri terletak di luar inkubator. Pada inkubator terdapat lampu yang berfungsi sebagai penghangat bagi anak ayam. ketika sensor ldr mendeteksi tingkat cahaya lampu dalam inkubator dan sensor NTC mendeteksi suhu pada inkubator. untuk suhu maksimal dalam inkubator adalah 40 derjat celcius. Ketika disaaat kondisi suhu pada inkubator terukur dalam keadaan suhu dingin maka heater dalam inkubator akan otomatis menyala yang nantinya akan menghangatkan anak ayam dan menjaga suhu dalam inkubator tetap hangat. Button sendiri berfungsi sebagai interup. jika button di tekan maka motor servo akan bergerak yang mengakibatkan terbukanya inkubator. ketika suhu pada NTC mendeteksi suhu diatas 40 derjat celcius maka akan mengakibatkan ventilasi terbuka. pada tampilan LCD nantinya akan menampilkan output display berupa suhu dan tingkat kecerahan pada inkubator dan menampilkan display untuk anak ayam mengeluarkan suara. apabila di display menampilkan nilai ldr lebih kecil atau sama dengan 270 maka akan muncul peringatan untuk mengganti lampu inkubator karna lampunya sudah redup.
- Pada NTC sendiri berlaku rumus
video simulasi rangkaian
- video teori lcd
- video teori sound sensor
- video teori arduino
- video teori sensor LDR
- video teori sensor NTC
- teori interrupts
Download File [KEMBALI]
Download HMTL klik disini
Download listing program klik disini
Download video simulasi rangkaian klik disini
- Download Library
- Download datasheet
Download datasheet Sound Sensor klik disini
Komentar
Posting Komentar